Kamis, 18 September 2014

4 Fakta Tentang Kelelawar Penghisap Darah

Kelelawar vampir terutama ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan.
Ditunjang kisah fiksi tentang Count Dracula, tokoh dalam novel karangan Bram Stoker, kelelawar vampir hampir selalu digambarkan sebagai monster penghisap darah.
Kelelawar vampir memang memakan darah, namun wujud fisiknya jauh dari yang digambarkan dalam fiksi dan film. Hewan ini berukuran tidak lebih besar dari tikus.
Hanya ada tiga spesies kelelawar yang memiliki kebiasaan makan darah: Desmodus rotundus atau kelelawar vampir biasa, Diphylla ecuada atau kelelawar vampir kaki berbulu, dan Diaemus youngi atau kelelawar vampir bersayap putih.
Semua spesies ini hidup di benua di Amerika, tepatnya di daerah Meksiko, Chile, Brazil, dan Argentina.
Kelelawar vampir biasa adalah yang paling banyak ditemukan. Kelelawar ini menghisap darah berbagai hewan seperti sapi, burung, kuda, babi, keledai, kambing, dan sebagainya.

1. Bentuk Fisik
Moncong kelelawar vampir pendek, rata, dan tidak memiliki daun hidung.
Terdapat sensor inframerah pada hidung untuk membantu menemukan pembuluh darah yang dekat dengan kulit.
Kelelawar vampir memiliki ekor membran pendek dan telinga kecil.
Tubuh hewan ini berbulu dan memiliki sayap yang pada dasarnya merupakan perpanjangan jari-jari yang ditutupi oleh kulit tipis.
Bentang sayap berukuran 20 cm dengan ukuran tubuh hanya sebesar ibu jari manusia.
Kaki mereka sangat lemah, sehingga tidak mampu berjalan dengan baik.
Makhluk ini memiliki otot dada kuat yang digunakan bersama dengan kakinya untuk meluncurkan diri ke udara hingga sejauh 4 meter.
Setelah melayang, sayap sang kelelawar segera mengambil alih tugas untuk terbang.
 
2. Kebiasaan Makan
Kelelawar vampir makan hanya saat gelap. Mereka menggunakan echolocation, suara, dan bau untuk mencari mangsa.
Kelelawar ini terbang dekat dengan tanah pada ketinggian sekitar satu meter. Sekali menemukan mangsa, mereka menggunakan sensor panas khusus pada hidung untuk mencari pembuluh darah yang dekat dengan kulit.
Hewan ini memiliki gigi depan tajam yang digunakan untuk memotong ke dalam kulit. Karena makanan berbentuk cair, gigi lain tidak berkembang seperti layaknya spesies kelelawar lain.
Air liur adalah salah satu elemen paling penting yang digunakan kelelawar vampir saat makan.
Air liur mereka mengandung sejumlah bahan yang membantu mencegah pembekuan darah. Salah satu antikoagulan (zat anti pembekuan darah) yang terkandung dalam air liur kelelawar vampir disebut Draculin.
Bahan lain yang terkandung dalam air liur hewan ini mampu mencegah sel-sel darah merah saling menempel, serta zat lain yang bisa mencegah pembuluh darah yang terluka menguncup.
Saat terjadi luka, sang kelelawar lantas menggunakan lidahnya untuk menjilati darah, jadi bukan menghisapnya seperti perkiraan banyak orang.
Kelelawar vampir memerlukan 2 sendok makan darah per hari sebagai makanan mereka.

3. Sistem Pencernaan Kelelawar Vampir
Meskipun berat rata-rata kelelawar vampir hanya sekitar 40 gram, mereka dapat minum lebih dari 20 gram darah dalam 20 menit.
Hal ini tentu saja menyusahkan karena tambahan berat 20 gram darah segar akan membuat sang vampir kesulitan terbang.
Untuk mengatasi masalah ini, sistem pencernaan kelelawar vampir telah menyesuaikan diri untuk mencerna makanan dengan cepat.
Plasma darah yang tidak memiliki nilai gizi diserap cepat oleh lapisan lambung, kemudian dibawa ke ginjal, untuk kemudian dibuang melalui urin.
Proses pembuangan urin ini bisa berlangsung dalam waktu 2 menit setelah sang kelelawar makan.
Sehabis makan, kelelawar vampir akan kembali bertengger dan menghabiskan sisa malam untuk mencerna makanan.
Namun, muncul masalah baru. Karena pada dasarnya adalah protein, darah menghasilkan sejumlah besar urea yang harus dibuang.
Oleh karena itu, sistem kemih kelelawar dibantu hormon yang membuat urin sangat pekat atau mengandung sedikit air dan banyak urea.

4. Perilaku Sosial Unik
Kelelawar vampir harus selalu mendapatkan darah sebagai sumber makanan. Puasa selama lebih dari tiga malam akan membuat kondisi fisik sang kelelawar menurun tajam.
Hal ini berbeda dengan hewan pemakan darah lain seperi lintah dan kutu yang bisa tahan berhari-hari bahkan berbulan-bulan tanpa makan.
Kelelawar vampir yang merupakan hewan berdarah panas membutuhkan energi besar untuk mempertahankan suhu tubuh sehingga jika tidak mendapatkan makanan akan segera mati.
Ini adalah salah satu alasan kelelawar vampir tidak ditemukan di daerah dingin.
Oleh karena itu, kelelawar vampir mengembangkan pola perilaku sosial unik, dimana kelelawar yang kembali dari berburu memuntahkan sebagian darah dan memberikannya ke kelelawar yang lapar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar